Cari Blog Ini

Minggu, 10 Juni 2012

Manajemen


Fungsi pergerakan, kepemimpinan, motivasi dan komunikasi.
BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Tujuan utama dari sebuah perusahaan adalah pencapaian maksimal yang mampu menghasilkan laba. Untuk mencapai tujuan tersebut secara efektif dan efisien maka diperlukan pengaturan proses perusahaan secara keseluruhan. Diantara hal yang perlu diperhatikan adalah kajian tentang Fungsi penggerakan, kepemimpinan,  motivasi, komunikasi dan dinamika kelompok.
Manajemen dibutuhkan oleh semua organisasi, karena tanpa manajemen, semua usaha akan sia-sia dan pencapaian tujuan akan lebih sulit. Paling kurang ada tiga alasan utama mengapa manajemen itu dibutuhkan. Pertama : Untuk mencapai tujuan. Manajemen dibutuhkan untuk mencapai tujuan suatu organisasi dan pribadi; kedua : Untuk menjaga keseimbangan diantara tujuan-tujuan, sasaran-sasaran dan kegiatan-kegiatan dari pihak yang berkepentingan dalam organisasi, seperti pemilik dan karyawan, maupun kreditur, pelanggan, konsumen, supplier, serikat kerja, assosiasi perdagangan, masyarakat dan pemerintah. Ketiga : Untuk mencapai efisiensi dan efektivitas. Suatu kerja organisasi dapat diukur dengan banyak cara yang berbeda. Salah satu cara yang umum adalah efisiensi dan efektivitas.

B.     Rumusan Masalah
1.      Apa Definisi Penggerakan dalam Manajemen?
2.      Apakah Fungsi Penggerakan dalam Manajemen itu?
3.      Bagaimanakah Kepemimpinan dalam Manajemen?
4.      Bagaimana Motivasi dalam Manajemen?
5.      Bagaimana Komunikasi dalam Manajemen?
6.      Bagaimana Dinamika Kelompok dalam Manajemen?


BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Penggerakan
Fungsi penggerak dan pelaksanaan dalam istilah lainnya yaitu actuating (memberi bimbingan), motivating (membangkitkan motivasi), directing (memberikan arah), influencing (mempengaruhi) dan commanding (memberikan komando atau perintah). (Muninjaya, G, A, A. 2004).
Penggerakan dan pelaksanaan (aktuasi) adalah upaya untuk menjadikan perencanaan menjadi kenyataan, dengan melalui berbagai pengarahan dan pemotivasian agar setiap staf dapat melaksanakan kegiatan secara optimal sesuai dengan peran, tugas dan tanggungjawabnya. (George, R. Terry, 1986).
Penggerakan adalah aktivitas pokok dalam manajemen yang mendorong dan menjuruskan semua bawahan agar berkeinginan, bertujuan bergerak untuk mencapai maksud-maksud yang telah ditentukan dan mereka berkepentingan serta bersatu padu dengan rencana usaha organisasi.
Penggerakan juga dapat didefinisikan pula sebagai keseluruhan usaha, cara, teknik, dan metode untuk mendorong para anggota oraganisasi agar mau dan ikhlas bekerja sebaik mungkin demi terciptanya tujuan organisasi dengan efektif, efisien, dan ekonomis.
Dari beberapa definis diatas maka dapatlah dirumuskan bahwa penggerakan merupakan kegiatan manajemen untuk menggerakan dan membuat orang lain suka dan dapat bekerja sama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien, sehingga tindakan-tindakan yang telah dilakukan menyebabakan suatu organisasi dapat berjalan.[1]




B.     Fungsi Penggerakan
Fungsi pergerakan[2] dalam suatu organisasi adalah usaha atau tindakan dari pimpinan dalam rangka menimbulkan kemauan dan membuat staf mengerti dalam menjalankan tugasnya sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan sebelumnya. Untuk menggerakkan dan mengarahkan sumber daya manusia dalam organisasi, peranan kepemimpinan (leadership), motivasi staf, kerja sama dan komunikasi antar staf merupakan hal pokok yang perlu mendapat perhatian para manajer organisasi.
Banyak pakar yang mengemukakan pendapatnya tentang fungsi penggerakan ini, di antaranya sebagai berikut :
·         G.R. Terry
Penggerakan adalah menempatkan anggota dari pada kelompok agar kerja secara sadar untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan sesuai dengan perencanaan dan pola organisasi.[3]
·          Prof.  Dr. Mr. S. Prajudi Atmosudirdjo
Penggerakan adalah pengaktifan dari pada orang-orang sesuai dengan rencana-rencana dan pola organisasi yang telah ditetapkan.
·          Prof.  Dr. H. Arif in Abdulrachman
Penggerakan adalah kegiatan manajemen untuk membuat orangorang lain suka dan dapat bekerja.
·          Prof.  Dr. Sondang P. Siagian, M.P.A.                        
Penggerakan adalah keseluruhan proses pemberian motif bekerja kepada para bawahan sedemikian rupa, sehingga mereka mau bekerja dengan ikhlas demi tercapainya tujuan organisasi dengan efisiensi dan ekonomis.


Dari berbagai pendapat para pakar di atas dapat diambil suatu pengertian bahwa:
· Penggerakan adalah kegiatan yang dilakukan pimpinan/manajer untuk membuat bawahan dapat melakukan tugas dengan senang seperti yang dikehendaki pimpinan; atau
· Penggerakan adalah kegiatan yang dilakukan oleh pimpinan/manajer untuk menggerakkan anggota organisasi sehingga mereka berusaha untuk mencapai sasaran perusahaan/organisasi.
Tujuan fungsi penggerakan, adalah:
1. Menciptakan kerja sama yang lebih efisien
2. Mengembangkan kemampuan dan ketrampilan staf
3. Menumbuhkan rasa memiliki dan menyukai pekerjaan
4. Mengusahakan suasana lingkungan kerja yang meningkatkan motivasi dan
prestasi kerja staf
5. Membuat organisasi berkembang secara dinamis[4]
C.    Kepemimpinan
Kepemimpinan adalah kemampuan seseorang untuk mempengaruhi perubahan perilaku orang lain, baik langsung maupun tidak langsung.  Menurut Stoner, kepemimpinan manajerial dapat didefinisikan sebagai suatu proses pengarahan dan pemberian pengaruh pada kegiatan-kegiatan dari sekelompok anggota yang saling berhubungan tugasnya.[5] Seorang manajer yang ingin kepemimpinannya lebih efektif, maka ia harus mampu:
1)   Memotivasi dirinya sendiri untuk bekerja dan banyak ”membaca”
2) Memiliki kepekaan yang tinggi terhadap permasalahan organisasi dan komitmen tinggi untuk memecahkannya; ia harus selalu merasa ditantang untuk mengatasi hambatan yang menjadi penghalang tercapainya tujuan organisasi yang ia pimpin.
3)  Menggerakkan atau memotivasi staf agar mereka mau dan sadar melaksanakan tugas-tugas pokok organisasi sesuai dengan kewenangan dan tanggung jawab yang melekat pada setiap tugas tersebut.
Dalam organisasi pemimpin dibagi dalam tiga tingkatan yang tergabung dalam kelompok anggota-anggota manajemen (management members). Ketiga tingkatan tersebut adalah :
a. Manager puncak (Top Manager)
b. Manajer menengah (Middle manager)
c. Manajer bawahan (Lower managor/suvervisor)
Seorang pemimpin harus mempunyai ketrampilan, baik ketrampilan manajemen (managerial skill) maupun keterampilan tekhnis (technical skill). Semakin rendah kedudukan seorang tekhnis pemimpin dalam organisasi maka keterampilan lebih menonjol dibandingkan dengan keterampilan manajemen. Hal ini disebabkan karena aktivitas yang bersifat operasional.
Di antara berbagai teori mengenai lahirnya pemimpin ada tiga di antaranya yang paling menonjol yaitu sebagai berikut :
1. Teori Genetie
Inti dari teori ini tersimpul dalam mengadakan "leaders are born and not made". penganut teori ini mengatakan bahwa seorang pemimpin akan muncul karena ia telah dilahirkan dengan bakat pemimpin. Artinya takdir telah menetapkan ia menjadi pemimpin.
2. Teori Sosial
Penganut teori sosial mengatakan "Leaders are made and not born". Penganut-penganut teori ini berpendapat bahwa setiap orang akan dapat menjadi pemimpin apabila diberi pendidikan dan kesempatan untuk itu.
3. Teori Ekologis
Teori ini merupakan penyempurnaan dari kedua teori genetis dan teori sosial. Penganut-ponganut teori ini berpendapat bahwa seseorang hanya dapat menjadi pemimpin yang baik apabila pada waktu lahirnya telah memiliki bakat-bakat kepemimpinan, bakat mana kemudian dikembangkan melalui pendidikan yang teratur dan pangalaman-pengalaman yang memungkinkannya untuk mengembangkan lebih lanjut bakat-bakat yang memang telah dimilikinya itu.
Teori ini menggabungkan segi-segi positif dari kedua teori genetis dan teori sosial dan dapat dikatakan teori yang paling baik dari teori-teori kepemimpinan. Namun demikian penyelidikan yang jauh yang lebih mendalam masih diperlukan untuk dapat mengatakan secara pasti apa faktor-faktor yang menyebabkan seseorang timbul sebagai pemimpin yang baik.
Pada umumnya para pemimpin dalam setiap organisasi dapat diklasifikasikan menjadi lima type utama yaitu sebagai berikut :
1.    Tipe pemimpin otokratis
Tipe pemimpin ini menganggap bahwa pemimpin adalah merupakan suatu hak.
2. Tipe pemimpin militoristis
Perlu diperhatikan terlebih dahulu bahwa yang dimaksud dengan seorang pemimpin tipe militeristis tidak sama dengan pemimpin-pemimpin dalam organisasi militer. Artinya tidak semua pemimpin dalam militer adalah bertipe militeristis.
3. Tipe pemimpin paternalistis
Tipe kepemimpinan fathernalistis, mempunyai ciri tertentu yaitu bersifat fathernal atau kebapakan. Kadang-kadang pendekatan yang dilakukan terlalu sentimentil.
4. Tipe pemimpin karismatis
Tipe pemimpin seperti ini mempunyai daya tarik yang amat besar, dan karenanya mempunyai pengikut yang sangat besar.
5. Tipe pemimpin demokratis
Dari semua tipe kepemimpinan yang ada, tipe kepemimpinan demokratis dianggap adalah tipe kepemimpinan yang terbaik. Hal ini disebabkan karena tipe kepemimpinan ini selalu mendahulukan kepentingan kelompok dibandingkan dengan kepentingan individu[6]
D.    Motivasi
Motivasi merupakan kegiatan yang mengakibatkan, menyalurkan dan memelihara perilaku manusia menjadi lebih baik. Motivasi ini merupakan subyek yang penting bagi manajer, karena menurut definisi manajer harus bekerja dengan dan melalui orang lain. Motivasi bukan hanya satu-satunya faktor yang mempengaruhi tingkat prestasi seseorang. Dua faktor lainnya yang terlihat adalah kemampuan individu dan pemahaman tentang perilaku yang diperlakukan untuk mencapai prestasi yang tinggi atau disebut persepsi peranan. Motivasi, kemampuan, dan persepsi peranan adalah saling berhubungan. Jadi, bila salah satu faktor rendah, maka tingkat prestasi akan rendah, walaupun faktor-faktor lainnya tinggi.[7]
Manfaat teori motivasi bagi manajer adalah untuk meningkatkan kinerja bawahannya karena kinerja tergantung dari motivasi, kemampuan dan lingkungannya.[8]
Ada tiga buah teori tentang Motivasi, yaitu :
1. Teori Hierarki kebutuhan dari Abraham Maslow
2. Teori Dua faktor dari Fredrick Herzberg
3. Teori Motivasi prestasi dari David Mc. Clelland
Walaupun inti teori-teori tersebut berbeda, Ketiga macam pendekatan dapat membantu para manajer untuk mengembangkan lingkungan kerja lebih baik untuk bawahan mereka, dengan jalan menyediakan sebagai imbalan, aneka macam tipe balas jasa yang dicari oleh para pekerja mereka :
Ø  Teori Hierarki kebutuhan Abraham Maslow beranggapan bahwa semua motivasi terjadi sebagai reaksi atas presepsi seseorang individu atas Lima macam tipe dasar kebutuhan yaitu :
• Kebutuhan Fisiologikal
• Kebutuhan akan keamanan
• Kebutuhan-kebutuhan social
• Kebutuhan untuk mendapatkan penghargaan
• Kebutuhan untuk mengaktualisasi diri sendiri
Ø  Teori Dua Faktor Fredrick Harzberg beranggapan bahwa motivasi berlandaskan kebutuhan, dicapainya bukan melalui observasi klinikal seperti halnya Maslow, tetapi dari Riset lapangan.
Ø  Teori Motivasi Prestasi (Achievement motivation) David Mc. Clelland berpendapat bahwa organisasi-organisasi memberikan peluang-peluang kepada individu-individu untuk memuaskan Tiga macam kebutuhan tingkat leih tinggi yakni apa yang di namakan :
• Kebutuhan akan prestasi (the need for achievement)
• Kebutuhan akan kekuasaan (the need for power)
• Kebutruhan akan afiliasi (the need for affiliation)[9]
Jenis-jenis Motivasi
Motivasi positif dan motivasi negatif, motivasi positif adalah proses untuk mencoba mempengaruhi orang lain agar menjalankan sesuatu yang kita inginkan dengan cara memberikan kemungkinan untuk mendapatkan hadiah. Motivasi negatif adalah proses untuk mempengaruhi seseorang agar mau melakukan sesuatu yang kita inginkan tetapi teknik dasar yang digunakan adalah lewat kekuatan ketakutan.
E.     Komunikasi
Komunikasi dalam organisasi adalah suatu tahap dari proses kepemimpinan, yang memindahkan ide seseorang ke orang lain untuk digunakan dalam fungsi-fungsinya memimpin pekerjaan (R.C Davis).[10]
Manajemen sering mempunyai masalah tidak efektifnya komunikasi. Padahal komunikasi yang efektif sangat penting bagi para manajer, paling tidak ada dua alasan, pertama, komunikasi adalah proses melalui mana fungsi-fungsi manajemen mulai dari perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan dapat dicapai; kedua, komunikasi adalah kegiatan dimana para manejer mencurahkan sebagian besar proporsi waktu mereka. Proses Komunikasi memungkinkan manejer untuk melaksanakan tugas-tugas mereka. Informasi harus dikomunikasikan kepada stafnya agar mereka mempunyai dasar perencanaan, agar rencana-rencana itu dapat dilaksanakan.
Fungsi-fungsi komunikasi
1.      Instructive,artinya komunikasi dalam hal ini berfungsi untuk memberikan perintah dari atasan kepada bawahannya.
2.      Evaluative, artinya komunikasi berfungsi untuk menyampaikan laporan dari bawahan kepada atasannya.
3.      Informative, adalah komunikasi dalam hal ini berfungsi untuk menyampaikan informasi, berita, dan pesan-pesan lainnya.
4.      Influencing, artinya komunikasi dalam hal ini berfungsi untuk memberikan saran-saran, nasihat-nasihat dari seseorang kepada orang lain.[11]
Model komunikasi yang terperinci, dengan unsur-unsur penting dalam suatu organisasi yaitu :
1. Sumber mempunyai gagasan, pemikiran atau kesan yang
2. Diterjemahkan atau disandikan ke dalam kata-kata dan symbol-simbol, kemudian
3. Disampaikan atau dikirimkan sebagai pesan kepada penerima
4. Penerima menangkap simbol-simbol dan
5. Diterjemahkan kembali atau diartikan kembali menjadi suatu gagasan dan
6. Mengirimkan berbagai bentuk umpan balik kepada pengirim.

F.     Dinamika Kelompok
Dinamika kelompok atau group dynamic, muncul di Jerman pada menjelang tahun 1940-an, diilhami oleh teori kekuatan medan yang terjadi di dalam sebuah kelompok, akibat dari proses interaksi antar anggota kelompok. Teori ini dikembangkan oleh ahli-ahli psikologi Jerman penganut aliran gestalt psycology. Salah seorang tokohnya adalah Kurt Lewin yang terkenal dengan Force-Field Theory. Mereka melihat sebuah kelompok sebagai satu kesatuan yang utuh, bukan sebagai kumpulan individu-individu yang terlepas satu sama lain. Kesatuan ini muncul sebagai resultan dari adanya gaya tarik menarik yang kuat diantara unsur-unsur yang terlibat di dalamnya. Unsur-unsurnya adalah manusia yang ada dalam organisasi, yang masing-masing bertindak sebagai ego, dengan gaya-gaya tertentu, sehingga terjadilah saling tarik menarik, yang akhirnya menghasilkan resultan gaya yang kemudian menjadi kekuatan kelompok. [12]
Berdasarkan pada Force-Field Theory, pada tahap implementasi Lewin menyodorkan tiga tahap pembaharuan perilaku kelompok, yaitu (1) tahap unfreezing, (2) moving, (3) refreezing. Tiga tahap pembaharuan ini digambarkan Lewin sebagai berikut:
Unfreezing à Movement à Refreezing
Pada tahap pertama, merupakan tahap menyiapkan perilaku yang dititikberatkan pada upaya meminimalkan kekuatan perlawanan dari setiap anggota kelompok. Pada tahap kedua, merupakan tahap pergerakan, dengan mengubah orang, individu maupun kelompok, tugas-tugas, struktur organisasi, dan teknologi. Pada tahap terahir, merupakan tahap penstabilan perilaku dengan upaya penguatan dampak dari perubahan, evaluasi hasil perubahan, dan modifikasi-modifikasi yang bersifat konstruktif.
Langkah selanjutnya, para pimpinan organisasi dihadapkan pada permasalahan dalam memutuskan apakah proses perubahan perilaku sudah berhasil atau belum dicapai. Penentuan ini berupaya mengukur kecenderungan dalam peningkatan hasil-hasil dalam periode waktu tertentu. Dasar pertimbangannya ialah: (1) Apakah setelah dilakukan perubahan ada peningkatan kepuasan, produktivitas, dan semacamnya dibandingkan dengan sebelum proses dimulai? (2) Seberapa besar peningkatan atau kemunduran yang dihasilkan? dan (3) Berapa lama jangka waktu yang dibutuhkan dalam peningkatan atau kemunduran yang dicapai itu?
Berdasarkan paparan teori tersebut, maka dinamika kelompok secara harfiyah merupakan sebuah kata majemuk, terdiri dari dinamika dan kelompok, yang menggambarkan adanya gerakan bersama dari sekumpulan orang atau kelompok dalam melakukan aktivitas organisasi.
Dinamika merupakan suatu pola atau proses pertumbuhan, perubahan atau perkembangan dari suatu bidang tertentu, atau suatu sistem ikatan yang saling berhubungan dan saling mempengaruhi antara unsur yang satu dengan yang lain, karena adanya pertalian yang langsung diantara unsur-unsur tersebut. Pengertian dinamika ini lebih menekankan pada gerakan yang timbul dari dalam dirinya sendiri, artinya sumber geraknya berasal dari dalam kelompok itu sendiri, bukan dari luar kelompok.
Kelompok menurut Malkolm dan Knowles (1975) adalah suatu kumpulan yang terdiri dari dua orang atau lebih, dapat dikatakan sebagai sebuah kelompok apabila memenuhi kualifikasi sebagai berikut:
(1) Keanggotaan yang jelas, teridentifikasi melalui nama atau identitas lainnya.
(2) Adanya kesadaran kelompok, dimana semua anggotanya merasa bahwa mereka merupakan sebuah kelompok dan ada orang lain di luar mereka, serta memiliki kesatuan persepsi tentang kelompok.
(3) Suatu perasaan mengenai adanya kesamaan tujuan atau sasaran atau gagasan.
(4) Saling ketergantungan dalam upaya pemenuhan kebutuhan-kebutuhan, artinya setiap anggota saling memerlukan pertolongan anggota lainya untuk mencapai tujuan-tujuan yang membuat mereka bisa menyatu dalam kelompok.
(5) Terjadinya interaksi, dimana setiap anggota saling mengkomunikasikan, mempengaruhi dan bereaksi terhadap anggota lain.
(6) Kemampuan untuk bertindak dengan suatu cara tertentu yang telah disepakati, artinya kelompok sudah merupakan satu kesatuan organisasi yang tunggal dalam pencapaian tujuan kelompok.
Dengan demikian pengertian dinamika kelompok dapat dirumuskan sebagai: Suatu metoda dan proses yang bertujuan meningkatkan nilai-nilai kerjasama kelompok. Artinya metode dan proses dinamika kelompok ini berusaha menumbuhkan dan membangun kelompok, yang semula terdiri dari kumpulan individu-individu yang belum saling mengenal satu sama lain, menjadi satu kesatuan kelompok dengan satu tujuan, satu norma dan satu cara pencapaian berusaha yang disepakati bersama.

BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Fungsi penggerakan dan pelaksanaan (Aktuasi) merupakan usaha untuk
menciptakan iklim kerja sama di antara staf pelaksana program sehingga tujuan organisasi dapat tercapai secara efektif dan efisien.
− Tujuan fungsi aktuasi, adalah:
1. Menciptakan kerja sama yang lebih efisien
2. Mengembangkan kemampuan dan ketrampilan staf
3. Menumbuhkan rasa memiliki dan menyukai pekerjaan
4. Mengusahakan suasana lingkungan kerja yang meningkatkan motivasi dan
prestasi kerja staf
5. Membuat organisasi berkembang secara dinamis
− Prinsip-prinsip dalam penggerakan staf suatu organisasi, yaitu:
1. Efisien                          
2. Komunikasi
3. Jawaban terhadap pertanyaan 5w + 1H
4. Penghargaan linsentif


B.     Penutup
Demikian makalah yang dapat penulis buat dengan sebaik-baiknya, penulis sadar makalah ini belum sempurna dan perlu adanya perbaikan. Oleh karena itu, diharapkan pembaca dapat memberikan saran maupun kritik yang membangun untuk kedepan yang lebih baik. Semoga bermanfaat.


Daftar pustaka
Hani Handoko, Manajemen, (Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta), 2003
Husaini Usman, Manajemen (Teori Praktik dan Riset Pendidikan), (Jakarta: Bumi Aksara), 2008
Malayu S.P Hasibuan, Manajemen (Dasar, Pengertian, dan Masalah), (Jakarta: Bumi Aksara), 2001
http://awanrahedeniel.wordpress.com /2011 /10 /13 / bab-i- pendahuluan -1 -1- latar-belakang-fungsi-aktuasi/
Manajemen_textbook_manajemen.pdf
Modul_4_dinamika kelompok.pdf



[1] http://awanrahedeniel.wordpress.com /2011 /10 /13 / bab-i- pendahuluan -1 -1- latar-belakang-fungsi-aktuasi/
[2] Fungsi ini baru dapat diterapkan setelah rencana, organisasi, dan karyawan ada. Jika fungsi ini diterapkan maka proses manajemen dalam merealisasi tujuan dimulai. Malayu S.P Hasibuan, Manajemen (Dasar, Pengertian, dan Masalah), (Jakarta: Bumi Aksara), 2001, hal. 183
[3].Ibid
[5] Hani Handoko, Manajemen, (Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta), 2003, hal. 294
[6] Hani Handoko, Manajemen, (Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta), 2003. Hlm. 159

[7] Hani Handoko, op.cit,  hal. 251
[8] Husaini Usman, Manajemen (Teori Praktik dan Riset Pendidikan), (Jakarta: Bumi Aksara), 2008.  hal. 245
[10] Malayu S.P Hasibuan, op.cit, hal. 191
[11] Ibid, hal. 193
[12] Modul_4_dinamika kelompok.pdf

Tidak ada komentar:

Posting Komentar