Fungsi pergerakan, kepemimpinan, motivasi dan komunikasi.
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Tujuan utama dari sebuah perusahaan adalah
pencapaian maksimal yang mampu menghasilkan laba. Untuk mencapai tujuan
tersebut secara efektif dan efisien maka diperlukan pengaturan proses
perusahaan secara keseluruhan. Diantara hal yang perlu diperhatikan adalah
kajian tentang Fungsi penggerakan, kepemimpinan, motivasi, komunikasi dan dinamika kelompok.
Manajemen dibutuhkan oleh semua organisasi,
karena tanpa manajemen, semua usaha akan sia-sia dan pencapaian tujuan akan
lebih sulit. Paling kurang ada tiga alasan utama mengapa manajemen itu
dibutuhkan. Pertama : Untuk mencapai tujuan. Manajemen dibutuhkan untuk
mencapai tujuan suatu organisasi dan pribadi; kedua : Untuk menjaga
keseimbangan diantara tujuan-tujuan, sasaran-sasaran dan kegiatan-kegiatan dari
pihak yang berkepentingan dalam organisasi, seperti pemilik dan karyawan,
maupun kreditur, pelanggan, konsumen, supplier, serikat kerja, assosiasi
perdagangan, masyarakat dan pemerintah. Ketiga : Untuk mencapai
efisiensi dan efektivitas. Suatu kerja organisasi dapat diukur dengan banyak
cara yang berbeda. Salah satu cara yang umum adalah efisiensi dan efektivitas.
B.
Rumusan Masalah
1.
Apa
Definisi Penggerakan dalam Manajemen?
2.
Apakah
Fungsi Penggerakan dalam Manajemen itu?
3.
Bagaimanakah
Kepemimpinan dalam Manajemen?
4.
Bagaimana
Motivasi dalam Manajemen?
5.
Bagaimana
Komunikasi dalam Manajemen?
6.
Bagaimana
Dinamika Kelompok dalam Manajemen?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Penggerakan
Fungsi penggerak dan pelaksanaan dalam istilah lainnya yaitu actuating
(memberi bimbingan), motivating (membangkitkan motivasi), directing
(memberikan arah), influencing (mempengaruhi) dan commanding (memberikan
komando atau perintah). (Muninjaya, G, A, A. 2004).
Penggerakan
dan pelaksanaan (aktuasi) adalah upaya untuk menjadikan perencanaan menjadi
kenyataan, dengan melalui berbagai pengarahan dan pemotivasian agar setiap staf
dapat melaksanakan kegiatan secara optimal sesuai dengan peran, tugas dan
tanggungjawabnya. (George, R. Terry, 1986).
Penggerakan
adalah aktivitas pokok dalam manajemen yang mendorong dan menjuruskan semua
bawahan agar berkeinginan, bertujuan bergerak untuk mencapai maksud-maksud yang
telah ditentukan dan mereka berkepentingan serta bersatu padu dengan rencana
usaha organisasi.
Penggerakan
juga dapat didefinisikan pula sebagai keseluruhan usaha, cara, teknik, dan
metode untuk mendorong para anggota oraganisasi agar mau dan ikhlas bekerja
sebaik mungkin demi terciptanya tujuan organisasi dengan efektif, efisien, dan
ekonomis.
Dari beberapa
definis diatas maka dapatlah dirumuskan bahwa penggerakan merupakan kegiatan
manajemen untuk menggerakan dan membuat orang lain suka dan dapat bekerja sama
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien,
sehingga tindakan-tindakan yang telah dilakukan menyebabakan suatu organisasi
dapat berjalan.[1]
B.
Fungsi Penggerakan
Fungsi pergerakan[2]
dalam suatu organisasi adalah usaha atau tindakan dari pimpinan dalam rangka
menimbulkan kemauan dan membuat staf mengerti dalam menjalankan tugasnya sesuai
dengan rencana yang telah ditetapkan sebelumnya. Untuk menggerakkan dan
mengarahkan sumber daya manusia dalam organisasi, peranan kepemimpinan (leadership),
motivasi staf, kerja sama dan komunikasi antar staf merupakan hal pokok yang
perlu mendapat perhatian para manajer organisasi.
Banyak pakar
yang mengemukakan pendapatnya tentang fungsi penggerakan ini, di antaranya
sebagai berikut :
·
G.R. Terry
Penggerakan
adalah menempatkan anggota dari pada kelompok agar kerja secara sadar untuk
mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan sesuai dengan perencanaan dan pola
organisasi.[3]
·
Prof. Dr. Mr. S. Prajudi Atmosudirdjo
Penggerakan
adalah pengaktifan dari pada orang-orang sesuai dengan rencana-rencana dan pola
organisasi yang telah ditetapkan.
·
Prof. Dr. H. Arif in Abdulrachman
Penggerakan
adalah kegiatan manajemen untuk membuat orangorang lain suka dan dapat bekerja.
·
Prof. Dr. Sondang P. Siagian,
M.P.A.
Penggerakan
adalah keseluruhan proses pemberian motif bekerja kepada para bawahan
sedemikian rupa, sehingga mereka mau bekerja dengan ikhlas demi tercapainya
tujuan organisasi dengan efisiensi dan ekonomis.
Dari
berbagai pendapat para pakar di atas dapat diambil suatu pengertian bahwa:
· Penggerakan adalah kegiatan yang
dilakukan pimpinan/manajer untuk membuat bawahan dapat melakukan tugas dengan
senang seperti yang dikehendaki pimpinan; atau
· Penggerakan adalah kegiatan yang
dilakukan oleh pimpinan/manajer untuk menggerakkan anggota organisasi sehingga
mereka berusaha untuk mencapai sasaran perusahaan/organisasi.
Tujuan
fungsi penggerakan, adalah:
1. Menciptakan
kerja sama yang lebih efisien
2.
Mengembangkan kemampuan dan ketrampilan staf
3. Menumbuhkan
rasa memiliki dan menyukai pekerjaan
4. Mengusahakan
suasana lingkungan kerja yang meningkatkan motivasi dan
prestasi kerja staf
5. Membuat
organisasi berkembang secara dinamis[4]
C.
Kepemimpinan
Kepemimpinan adalah kemampuan seseorang untuk mempengaruhi perubahan
perilaku orang lain, baik langsung maupun tidak langsung. Menurut Stoner, kepemimpinan manajerial dapat
didefinisikan sebagai suatu proses pengarahan dan pemberian pengaruh pada
kegiatan-kegiatan dari sekelompok anggota yang saling berhubungan tugasnya.[5]
Seorang manajer yang ingin kepemimpinannya lebih efektif, maka ia harus mampu:
1) Memotivasi dirinya sendiri untuk bekerja dan
banyak ”membaca”
2) Memiliki
kepekaan yang tinggi terhadap permasalahan organisasi dan komitmen tinggi untuk
memecahkannya; ia harus selalu merasa ditantang untuk mengatasi hambatan yang
menjadi penghalang tercapainya tujuan organisasi yang ia pimpin.
3) Menggerakkan atau memotivasi staf agar mereka
mau dan sadar melaksanakan tugas-tugas pokok organisasi sesuai dengan
kewenangan dan tanggung jawab yang melekat pada setiap tugas tersebut.
Dalam organisasi pemimpin dibagi dalam tiga tingkatan yang
tergabung dalam kelompok anggota-anggota manajemen (management members). Ketiga
tingkatan tersebut adalah :
a. Manager puncak (Top Manager)
b. Manajer menengah (Middle manager)
c. Manajer bawahan (Lower managor/suvervisor)
Seorang pemimpin harus mempunyai ketrampilan, baik ketrampilan
manajemen (managerial skill) maupun keterampilan tekhnis (technical skill).
Semakin rendah kedudukan seorang tekhnis pemimpin dalam organisasi maka
keterampilan lebih menonjol dibandingkan dengan keterampilan manajemen. Hal ini
disebabkan karena aktivitas yang bersifat operasional.
Di
antara berbagai teori mengenai lahirnya pemimpin ada tiga di antaranya yang
paling menonjol yaitu sebagai berikut :
1. Teori Genetie
Inti dari teori ini tersimpul dalam mengadakan "leaders are
born and not made". penganut teori ini mengatakan bahwa seorang pemimpin
akan muncul karena ia telah dilahirkan dengan bakat pemimpin. Artinya takdir
telah menetapkan ia menjadi pemimpin.
2. Teori Sosial
Penganut teori sosial mengatakan "Leaders are made and not
born". Penganut-penganut teori ini berpendapat bahwa setiap orang akan
dapat menjadi pemimpin apabila diberi pendidikan dan kesempatan untuk itu.
3. Teori Ekologis
Teori ini merupakan penyempurnaan dari kedua teori genetis dan
teori sosial. Penganut-ponganut teori ini berpendapat bahwa seseorang hanya
dapat menjadi pemimpin yang baik apabila pada waktu lahirnya telah memiliki
bakat-bakat kepemimpinan, bakat mana kemudian dikembangkan melalui pendidikan
yang teratur dan pangalaman-pengalaman yang memungkinkannya untuk mengembangkan
lebih lanjut bakat-bakat yang memang telah dimilikinya itu.
Teori ini menggabungkan segi-segi positif dari kedua teori genetis
dan teori sosial dan dapat dikatakan teori yang paling baik dari teori-teori
kepemimpinan. Namun demikian penyelidikan yang jauh yang lebih mendalam masih
diperlukan untuk dapat mengatakan secara pasti apa faktor-faktor yang
menyebabkan seseorang timbul sebagai pemimpin yang baik.
Pada umumnya para pemimpin dalam setiap organisasi dapat
diklasifikasikan menjadi lima type utama yaitu sebagai berikut :
1.
Tipe pemimpin otokratis
Tipe
pemimpin ini menganggap bahwa pemimpin adalah merupakan suatu hak.
2. Tipe pemimpin militoristis
Perlu diperhatikan terlebih dahulu bahwa yang dimaksud
dengan seorang pemimpin tipe militeristis tidak sama dengan pemimpin-pemimpin
dalam organisasi militer. Artinya tidak semua pemimpin dalam militer adalah
bertipe militeristis.
3. Tipe pemimpin paternalistis
Tipe kepemimpinan fathernalistis, mempunyai ciri
tertentu yaitu bersifat fathernal atau kebapakan. Kadang-kadang pendekatan yang
dilakukan terlalu sentimentil.
4. Tipe pemimpin karismatis
Tipe pemimpin seperti ini mempunyai daya tarik yang
amat besar, dan karenanya mempunyai pengikut yang sangat besar.
5. Tipe pemimpin demokratis
Dari semua tipe kepemimpinan yang ada, tipe
kepemimpinan demokratis dianggap adalah tipe kepemimpinan yang terbaik. Hal ini
disebabkan karena tipe kepemimpinan ini selalu mendahulukan kepentingan
kelompok dibandingkan dengan kepentingan individu[6]
D.
Motivasi
Motivasi merupakan kegiatan yang mengakibatkan,
menyalurkan dan memelihara perilaku manusia menjadi lebih baik. Motivasi ini
merupakan subyek yang penting bagi manajer, karena menurut definisi manajer
harus bekerja dengan dan melalui orang lain. Motivasi bukan hanya satu-satunya
faktor yang mempengaruhi tingkat prestasi seseorang. Dua faktor lainnya yang
terlihat adalah kemampuan individu dan pemahaman tentang perilaku yang
diperlakukan untuk mencapai prestasi yang tinggi atau disebut persepsi
peranan. Motivasi, kemampuan, dan persepsi peranan adalah saling
berhubungan. Jadi, bila salah satu faktor rendah, maka tingkat prestasi akan
rendah, walaupun faktor-faktor lainnya tinggi.[7]
Manfaat teori
motivasi bagi manajer adalah untuk meningkatkan kinerja bawahannya karena
kinerja tergantung dari motivasi, kemampuan dan lingkungannya.[8]
Ada tiga
buah teori tentang Motivasi, yaitu :
1. Teori
Hierarki kebutuhan dari Abraham
Maslow
2. Teori
Dua faktor dari Fredrick Herzberg
3. Teori
Motivasi prestasi dari David Mc. Clelland
Walaupun inti teori-teori tersebut berbeda, Ketiga macam
pendekatan dapat membantu para manajer untuk mengembangkan lingkungan kerja
lebih baik untuk bawahan mereka, dengan jalan menyediakan sebagai imbalan,
aneka macam tipe balas jasa yang dicari oleh para pekerja mereka :
Ø Teori Hierarki kebutuhan Abraham Maslow
beranggapan bahwa semua motivasi terjadi sebagai reaksi atas presepsi seseorang
individu atas Lima macam tipe dasar kebutuhan yaitu :
•
Kebutuhan Fisiologikal
•
Kebutuhan akan keamanan
•
Kebutuhan-kebutuhan social
•
Kebutuhan untuk mendapatkan penghargaan
•
Kebutuhan untuk mengaktualisasi diri sendiri
Ø Teori Dua Faktor Fredrick Harzberg beranggapan
bahwa motivasi berlandaskan kebutuhan, dicapainya bukan melalui observasi
klinikal seperti halnya Maslow, tetapi dari Riset lapangan.
Ø Teori Motivasi Prestasi (Achievement
motivation) David Mc. Clelland berpendapat bahwa organisasi-organisasi
memberikan peluang-peluang kepada individu-individu untuk memuaskan Tiga macam
kebutuhan tingkat leih tinggi yakni apa yang di namakan :
•
Kebutuhan akan prestasi (the need for achievement)
•
Kebutuhan akan kekuasaan (the need for power)
• Kebutruhan akan afiliasi (the need for affiliation)[9]
Jenis-jenis
Motivasi
Motivasi
positif dan motivasi negatif, motivasi positif adalah proses untuk mencoba
mempengaruhi orang lain agar menjalankan sesuatu yang kita inginkan dengan cara
memberikan kemungkinan untuk mendapatkan hadiah. Motivasi negatif adalah proses
untuk mempengaruhi seseorang agar mau melakukan sesuatu yang kita inginkan
tetapi teknik dasar yang digunakan adalah lewat kekuatan ketakutan.
E.
Komunikasi
Komunikasi dalam organisasi adalah suatu tahap dari proses
kepemimpinan, yang memindahkan ide seseorang ke orang lain untuk digunakan
dalam fungsi-fungsinya memimpin pekerjaan (R.C Davis).[10]
Manajemen sering mempunyai masalah tidak efektifnya komunikasi.
Padahal komunikasi yang efektif sangat penting bagi para manajer, paling tidak
ada dua alasan, pertama, komunikasi adalah proses melalui mana
fungsi-fungsi manajemen mulai dari perencanaan, pengorganisasian, pengarahan
dan pengawasan dapat dicapai; kedua, komunikasi adalah kegiatan dimana
para manejer mencurahkan sebagian besar proporsi waktu mereka. Proses
Komunikasi memungkinkan manejer untuk melaksanakan tugas-tugas mereka.
Informasi harus dikomunikasikan kepada stafnya agar mereka mempunyai dasar
perencanaan, agar rencana-rencana itu dapat dilaksanakan.
Fungsi-fungsi komunikasi
1.
Instructive,artinya komunikasi dalam hal ini berfungsi untuk memberikan
perintah dari atasan kepada bawahannya.
2.
Evaluative,
artinya komunikasi berfungsi untuk menyampaikan laporan dari
bawahan kepada atasannya.
3.
Informative,
adalah komunikasi dalam hal ini berfungsi untuk menyampaikan
informasi, berita, dan pesan-pesan lainnya.
4.
Influencing, artinya komunikasi dalam hal ini berfungsi untuk memberikan
saran-saran, nasihat-nasihat dari seseorang kepada orang lain.[11]
Model komunikasi yang terperinci, dengan
unsur-unsur penting dalam suatu organisasi yaitu :
1. Sumber mempunyai gagasan, pemikiran atau
kesan yang
2. Diterjemahkan atau disandikan ke dalam
kata-kata dan symbol-simbol, kemudian
3. Disampaikan atau dikirimkan sebagai pesan
kepada penerima
4. Penerima menangkap simbol-simbol dan
5. Diterjemahkan kembali atau diartikan kembali
menjadi suatu gagasan dan
6. Mengirimkan berbagai bentuk umpan balik
kepada pengirim.
F.
Dinamika Kelompok
Dinamika kelompok atau group dynamic,
muncul di Jerman pada menjelang tahun 1940-an, diilhami oleh teori kekuatan
medan yang terjadi di dalam sebuah kelompok, akibat dari proses interaksi antar
anggota kelompok. Teori ini dikembangkan oleh ahli-ahli psikologi Jerman
penganut aliran gestalt psycology. Salah seorang tokohnya adalah Kurt
Lewin yang terkenal dengan Force-Field Theory. Mereka melihat sebuah
kelompok sebagai satu kesatuan yang utuh, bukan sebagai kumpulan
individu-individu yang terlepas satu sama lain. Kesatuan ini muncul sebagai
resultan dari adanya gaya tarik menarik yang kuat diantara unsur-unsur yang
terlibat di dalamnya. Unsur-unsurnya adalah manusia yang ada dalam organisasi,
yang masing-masing bertindak sebagai ego, dengan gaya-gaya tertentu, sehingga
terjadilah saling tarik menarik, yang akhirnya menghasilkan resultan gaya yang
kemudian menjadi kekuatan kelompok. [12]
Berdasarkan pada Force-Field Theory,
pada tahap implementasi Lewin menyodorkan tiga tahap pembaharuan perilaku
kelompok, yaitu (1) tahap unfreezing, (2) moving, (3) refreezing. Tiga
tahap pembaharuan ini digambarkan Lewin sebagai berikut:
Unfreezing à
Movement à
Refreezing
Pada tahap pertama, merupakan tahap menyiapkan
perilaku yang dititikberatkan pada upaya meminimalkan kekuatan perlawanan dari
setiap anggota kelompok. Pada tahap kedua, merupakan tahap pergerakan, dengan
mengubah orang, individu maupun kelompok, tugas-tugas, struktur organisasi, dan
teknologi. Pada tahap terahir, merupakan tahap penstabilan perilaku dengan
upaya penguatan dampak dari perubahan, evaluasi hasil perubahan, dan
modifikasi-modifikasi yang bersifat konstruktif.
Langkah selanjutnya, para pimpinan organisasi
dihadapkan pada permasalahan dalam memutuskan apakah proses perubahan perilaku
sudah berhasil atau belum dicapai. Penentuan ini berupaya mengukur
kecenderungan dalam peningkatan hasil-hasil dalam periode waktu tertentu. Dasar
pertimbangannya ialah: (1) Apakah setelah dilakukan perubahan ada peningkatan
kepuasan, produktivitas, dan semacamnya dibandingkan dengan sebelum proses
dimulai? (2) Seberapa besar peningkatan atau kemunduran yang dihasilkan? dan
(3) Berapa lama jangka waktu yang dibutuhkan dalam peningkatan atau kemunduran
yang dicapai itu?
Berdasarkan paparan teori tersebut, maka dinamika
kelompok secara harfiyah merupakan sebuah kata majemuk, terdiri dari
dinamika dan kelompok, yang menggambarkan adanya gerakan bersama dari
sekumpulan orang atau kelompok dalam melakukan aktivitas organisasi.
Dinamika merupakan suatu pola atau
proses pertumbuhan, perubahan atau perkembangan dari suatu bidang tertentu,
atau suatu sistem ikatan yang saling berhubungan dan saling mempengaruhi antara
unsur yang satu dengan yang lain, karena adanya pertalian yang langsung
diantara unsur-unsur tersebut. Pengertian dinamika ini lebih menekankan pada
gerakan yang timbul dari dalam dirinya sendiri, artinya sumber geraknya berasal
dari dalam kelompok itu sendiri, bukan dari luar kelompok.
Kelompok
menurut
Malkolm dan Knowles (1975) adalah suatu kumpulan yang terdiri dari dua orang
atau lebih, dapat dikatakan sebagai sebuah kelompok apabila memenuhi
kualifikasi sebagai berikut:
(1) Keanggotaan yang jelas, teridentifikasi
melalui nama atau identitas lainnya.
(2) Adanya kesadaran kelompok, dimana semua
anggotanya merasa bahwa mereka merupakan sebuah kelompok dan ada orang lain di
luar mereka, serta memiliki kesatuan persepsi tentang kelompok.
(3) Suatu perasaan mengenai adanya kesamaan
tujuan atau sasaran atau gagasan.
(4) Saling ketergantungan dalam upaya pemenuhan
kebutuhan-kebutuhan, artinya setiap anggota saling memerlukan pertolongan
anggota lainya untuk mencapai tujuan-tujuan yang membuat mereka bisa menyatu
dalam kelompok.
(5) Terjadinya interaksi, dimana setiap anggota
saling mengkomunikasikan, mempengaruhi dan bereaksi terhadap anggota lain.
(6) Kemampuan untuk bertindak dengan suatu cara
tertentu yang telah disepakati, artinya kelompok sudah merupakan satu kesatuan
organisasi yang tunggal dalam pencapaian tujuan kelompok.
Dengan demikian pengertian dinamika
kelompok dapat dirumuskan sebagai: Suatu metoda dan proses yang bertujuan
meningkatkan nilai-nilai kerjasama kelompok. Artinya metode dan proses dinamika
kelompok ini berusaha menumbuhkan dan membangun kelompok, yang semula terdiri
dari kumpulan individu-individu yang belum saling mengenal satu sama lain,
menjadi satu kesatuan kelompok dengan satu tujuan, satu norma dan satu cara
pencapaian berusaha yang disepakati bersama.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Fungsi penggerakan dan pelaksanaan (Aktuasi) merupakan usaha untuk
menciptakan
iklim kerja sama di antara staf pelaksana program sehingga tujuan organisasi dapat tercapai secara efektif
dan efisien.
− Tujuan fungsi aktuasi, adalah:
1. Menciptakan kerja sama yang lebih efisien
2. Mengembangkan kemampuan dan ketrampilan staf
3. Menumbuhkan rasa memiliki dan menyukai pekerjaan
4. Mengusahakan suasana lingkungan kerja yang meningkatkan motivasi dan
prestasi kerja staf
5. Membuat organisasi berkembang secara dinamis
− Prinsip-prinsip dalam penggerakan staf suatu organisasi, yaitu:
1. Efisien
2. Komunikasi
3. Jawaban terhadap pertanyaan 5w + 1H
4.
Penghargaan linsentif
B.
Penutup
Demikian
makalah yang dapat penulis buat dengan sebaik-baiknya, penulis sadar makalah
ini belum sempurna dan perlu adanya perbaikan. Oleh karena itu, diharapkan
pembaca dapat memberikan saran maupun kritik yang membangun untuk kedepan yang
lebih baik. Semoga bermanfaat.
Daftar
pustaka
Hani Handoko, Manajemen,
(Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta), 2003
Husaini Usman, Manajemen
(Teori Praktik dan Riset Pendidikan), (Jakarta: Bumi Aksara), 2008
Malayu S.P
Hasibuan, Manajemen (Dasar, Pengertian, dan Masalah), (Jakarta: Bumi
Aksara), 2001
http://awanrahedeniel.wordpress.com /2011 /10 /13 /
bab-i- pendahuluan -1 -1- latar-belakang-fungsi-aktuasi/
Manajemen_textbook_manajemen.pdf
Modul_4_dinamika kelompok.pdf
[1] http://awanrahedeniel.wordpress.com
/2011 /10 /13 / bab-i- pendahuluan -1 -1- latar-belakang-fungsi-aktuasi/
[2] Fungsi ini
baru dapat diterapkan setelah rencana, organisasi, dan karyawan ada. Jika
fungsi ini diterapkan maka proses manajemen dalam merealisasi tujuan dimulai. Malayu
S.P Hasibuan, Manajemen (Dasar, Pengertian, dan Masalah), (Jakarta: Bumi
Aksara), 2001, hal. 183
[3].Ibid
[5] Hani Handoko, Manajemen,
(Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta), 2003, hal. 294
[6]
Hani Handoko, Manajemen,
(Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta), 2003. Hlm. 159
[7] Hani Handoko, op.cit,
hal. 251
[8] Husaini Usman,
Manajemen (Teori Praktik dan Riset Pendidikan), (Jakarta: Bumi Aksara),
2008. hal. 245
[10] Malayu S.P
Hasibuan, op.cit, hal. 191
[11] Ibid, hal.
193
[12]
Modul_4_dinamika
kelompok.pdf
Tidak ada komentar:
Posting Komentar