Cari Blog Ini

Selasa, 30 April 2013

Menyikapi Konflik



Menyikapi Konflik
 
Oleh     : KH Abdullah Gymnastiar

ManajemenQolbu.Com : Alhamdulillaahirabbil ‘aalamiin, Allahuma shalli ‘ala Muhammad wa’ala aalihi waashahbihii ajmaiin, amma ba’du. Saudara-saudaraku , berita sedih yang kita saksikan  sekarang ini adalah hubungan yang kurang baik antara Indonesia dan Malaysia , beberapa TKI Indonesia dicambuk oleh hukum Malaysia yang membuat prihatin beberapa tokoh kita ,kemudian kejadian di Medan ketika ada beberapa turis malaysia yang tertahan, ditambah lagi demo di Jakarta mengguncang pagar kedutaan Malaysia sampai-sampai pejabat Malaysia mengeluarkan statement untuk melarang kunjungan ke Indonesia untuk sementara,itu semua  tentu didasari karena menginginkan warganya selamat.
Dalam hal ini kita tidak akan masuk ke wilayah politik  dan tidak ikut campur dalam masalah politik,, tetapi hanya ingin menyimak betapa kita harus mengambil pelajaran bahwa tindakan balas membalas itu cenderung destruktif,  kita bertetangga serumpun dan sebagainya tetapi kalau marah ternyata tindak pembalasan itu cenderung semakin menjauhkan.
Dalam bertetangga , misalkan piring ,sendok dan garpu peluang untuk berbenturan atau konflik ringan diantaranya sangat memungkinkan ada dan dapat dimaklumi ,dalam kehidupan bertetangga sudah sunatullah terjadi perbedaan  begitupun di rumah tangga antara suami dan istri . Tindakan-tindakan konflik yang kemudian disertai dengan tindakan emosional dari kedua belah pihak itu cenderung seperti bensin yang disiramkan ke api, kita harus melatih diri sekuat tenaga kalau ada konflik itu segera teredam secepatnya, karena jika sudah merebak membakar akan seperti api , semakin luas dan semakin sulit memadamkannya.
Saudara-saudaraku balas membalas itu ujungnya adalah makin saling menghancurkan, dimana saja Israel menggempur,wajar dibalas oleh palestina begitupun sebaliknya Israel merasa wajar untuk membalas lagi ,akibatnya hancur-hancuran dari kedua belah pihak.Marilah kita sedikit mentafakuri kalau ada konflik akan lebih baik jika kita upayakan sekuat tenaga agar jangan sampai membesar yaitu dengan cara ; pertama  kita harus menyadari bahwa konflik itu merupakan suatu bagian sunatullah yang akan selalu ada terus, kita tidak boleh bersemangat untuk membela diri sampai akhirnya menjadi amunisi untuk membakar lebih besar, jadi andaikata nanti ada konflik mudah-mudahan kita segera bersemangat untuk mencegah agar tidak  merebak , tidak boleh melebar , tidak boleh menghancurkan . Semangat seperti ini harus sudah ada sejak  awal,ketika suami istri berbeda pendapat tidak boleh hancur-hancuran, tidak boleh kehidupan rumah tangga jadi runyam.
Lalu bagaimana agar konflik yang ada tidak melebar ,caranya adalah dengan cara memahami dari sudut orang lain, kalau kita memahami dari sudut pandang kita sendiri biasanya akan cenderung membakar emosi kita, kita mungkin merasa tidak enak ketika kita punya saudara yang dicambuk , tetapi mungkin saudara kita yang di Malaysia mengatakan “ siapa yang suruh masuk ke Malaysia illegal ? sudah jelas aturannya ,  kita di Indonesia pasti tidak akan mau ada orang yang masuk ke Indonesia dengan tanpa paspor , memang memahami ini belum tentu membenarkan tapi dengan memahami orang lain itu akan membuat kita lebih tekendali percayalah kita butuh keterampilan untuk lintas berpikir tidak hanya dari sisi kita , ini bukan masalah menilai apa dan siapa tapi hikmah bagi kita agar belajar untuk menilai diri tidak hanya dari sisi kita . Memahami sudut pandang orang lain ,memahami alasan-alasan orang lain akan membuat kita Insya Allah lebih bijak dalam melakukan tindakan apapun.
Saudara-saudaraku sekalian yang kedua jika kita telah memahami orang lain , kemudian jika kita akan membuat pernyataan usahakan pernyataan apapun yang kita lakukan tidak bersifat menyerang karena prinsip dasar manusia siapapun selalu ingin dihargai , siapapun dan serendah apapun status sosialnya dalam pandangan manusia tetap saja ingin eksis , jadi setiap perkataan , sikap statement kita yang akan membuat orang merasa tidak dihargai, orang tersebut akan bangkit membela diri bahkan tidak jarang akan bangkit kembali menyerang , jadi marilah kita berusaha sekuat tenaga sesudah kita agar memahami untuk kemudian kita selesaikan masalah tanpa merasa ada yang dipojokan , merasa direndahkan , merasa dipersalahkan , sebuah perumpamaan bahasa sunda sangat cantik sekali sebenarnya “laukna beunang caina herang” ikannya dapat airnya bening , ini yang penting , kita sudah banyak sekali masalah di dalam negeri , konflik begitu banyak sekali , kita harus berjuang sekuat tenaga supaya dalam menyelesaikan masalah tidak menimbulkan masalah baru , nah rahasianya kita memang harus sekuat tenaga untuk mengendalikan diri kita agar tindakan dan pernyataan kita tidak sampai melukai hati orang lain.
Satu berita musibah terakhir dari sebuah Universitas di Semarang salah seorang mahasiswi barunya meninggal dunia setelah mengikuti pekan orientasi , ini benar-benar menyedihkan , sore hari dibawa dulu kerumah oleh panitianya sudah dalam keadaan sakit , dan jam 11 kurang ¼ malam itu meninggal dunia , betapa pedih hati orang tuanya akibat dari tindakan ini,semua goncang, kampus harus bertanggung jawab , senior bertanggung jawab .Oleh karena itu  tindakan-tindakan dalam mendidik mahasiswa baru tidak harus berlebihan sehingga hanya akan menjadi musibah besar seperti ini. Musibah terakhir yang aktual adalah tentang dua polisi yang dibakar masyarakat di Kuningan , Bapak Polisi ini sedang berpakaian preman kemudian melihat ada pencuri motor. Kemudian naluri polisinya membuat harus bertindak lalu dikejar dan meloloskan diri hingga terjadi kejar-kejaran , dan sampai di suatu tempat maling inilah yang berteriak maling sehingga polisi ini dikejar oleh beberapa orang di sana termasuk yang emosional , lalu ditangkap dipukuli , disiram bensin dan dibakar sampai meninggal dunia , Innaalillaahi Wa innaa ilaihi Rooji’uun ,Semoga Allah mengampuni dosa-dosanya
Aa sengaja mengangkat masalah-masalah seperti ini untuk mengingatkan kita betapa tindakan-tindakan emosional dalam sisi manapun itu selalu akan menimbulkan masalah yang lebih besar , bukannya meyelesaikan masalah tetapi malah akan menjadi bencana.
Pada prinsipnya inilah sebuah nuansa di negeri kita yang kental sekali dengan semangat yang emosional sehingga gerak gerik kita bukannya menyelesaikan masalah tetapi bisa jadi memperkeruh masalah , mudah-mudahan Allah mengampuni kalau analisa ini salah dan mohon maaf kepada siapapun yang tidak nyaman dengan uraian ini  tetapi ini pelajaran bagi kita semua untuk tetap berpikir jernih berhati lapang , bertindak cermat supaya tindakan kita benar-benar bagian dari solusi bukan menjadi bagian dari masalah.Wallahu’alam Bishowab (mikha)[manajemenqolbu.com]***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar